Rabu, 07 Mei 2008

Tausyiah275
February 22, 2006
Wawancara (dg) Gus Dur (tentang karikatur Nabi Muhammad)
Masuk Kategori:
HOT NEWS
(sebenarnya sudah bukan hot news…tapi aku golongkan hot news saja…;))
Tokoh Islam dan nasional, Kiai, salah seorang pimpinan NU, mantan Presiden ke-IV Republik Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid baru-baru ini memberikan tanggapan beliau mengenai ‘heboh’ sekitar dimuatnya cartoon yang mencerca Nabi Muhammad, oleh sebuah majalah Denmark. Komentar Gus Dur itu diberikan atas pertanyaan yang diajukan oleh wartawan Radio Nederland (RN) <10>
Tanggapan Gus Dur tsb bukan sekadar komentar. Lebih banyak merupakan pengarahan kepada kaum Muslimin, penganut agama lainnya dan seluruh masyarakat.
Penting sekali dan kiranya patut diperhatikan penekanan Gus Dur, bahwa yang bikin heboh itu adalah segolongan kecil saja di kedua belah fihak. Kelompok majalah Denmark tsb, maupun aksi-aksi yang menentangnya dengan cara kekerasan adalah minoritas mutlak. Mereka tidak mewakili pandangan dan pendirian umum ummat beragama Nasrani maupun Islam di dunia ini.
Di kalangan masyarakat Eropah Barat sendiri terjadi pelbagai macam reaksi pro dan kontra. Ada yang dengan tajam mengkonfrontasikan antara prinsip ‘kebebasan menyatakan pendapat dan menyiarkannya (kebebasan pers)’ yang dianggap sebagai salah satu pilar penting faham demokrasi, —- dengan fihak pendirian (golongan Islam) yang dianggapnya hendak menghapuskan kebebasan pers tsb a.n. membela agama.
Juga tampak jelas, adanya pandangan ekstrim tertentu di kalangan kaum liberal maupun Nasrani di Eropah terutama yang selama ini berpendirian Kanan. Mereka menganggap lajunya arus pendatang (imigran maupun kaum pengungsi politik dan ekonomi, ke Eropah dari negeri-negeri terutama Arab dan Timur Tengah yang mayoritas penduduknya Islam - )merupakan ancaman terhadap kebudayaan Barat yang berlandaskan agama Nasrani. Mereka menganggap bahwa nilai-nilai dan kebudayaan Barat/Nasrani lebih maju dan lebih unggul terbanding kebudayaan Islam. Nilai-nilai dan kebudayaan Islam dianggapnya konsevatif dan terbelakang lagipula tidak menghormati bahkan HAM dsb.
Golongan ekstrim Kanan ini tampak mengembus-hembus ‘konflik cartoon’ ini sedemikian rupa, sampai-sampai mengangkatnya ke tingkat konflik yang p r i n s i p i l . Mereka mengangkat konflik cartoon ini ke taraf: Membela ataukah mengkompromikan prinsip kebebasan menyatakan pendapat. Aksi-aksi protes terhadap cartoon majalah Denmark yang berlangsung di banyak negeri, khususnya di Iran, Libanon dan juga I n d o n e s i a pemerintah Denmark menarik personil kedutaannya serta menganjurkan warganegara Denmark meninggalkan Indonesia, sebagai suatu aksi untuk menghapuskan prinsip KEBEBASAN MENYATAKAN PENDAPAT DAN KEBEBASAN PERS.
Namun, pendapat golongan terbesar di Eropah, terutama mereka yang berpandangan maju dan progresif, tegas mempertahankan KEBEBASAN MENYATAKAN PENDAPAT dan KEBEBASAN PERS, sekaligus juga menyatakan bahwa KEBEBASAN-KEBEBASAN tsb juga tidak mutlak, ada batasnya. Batasannya, adalah di saat ia sampai pada tepian sbb: Bila akibat dari kebebasan menyatakan pendapat dan kebebasan pers itu — telah menyentuh rasa harga diri dan kehormatan suatu golongan, yang dirasakan sebagai suatu penghinaan terhadap kaum atau pengikut keyakinan atau kepercayaan agama tertentu.

Tidak ada komentar: